Minggu, 16 Desember 2018

Ada "GEGER PANAWIJEN" di Tegal



PEMENTASAN DRAMA “GEGER PANAWIJEN”






Tegal, 11 Desember 2018.
Untuk pementasan hari kedua acara pementasan drama dari semester 5 yaitu penampilan drama berjudul “GEGER PANAWIJEN” dengan lakon dari kelas 5C Mahasiswa mahasiwi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UPS Tegal. Penulis dari drama ini yaitu Lanang Setiawan, dan Pembina Lukman Alfaris. Dan juga disutradarai oleh Atma, Astradara Kurniasih, Pimpro Afan, Sekertaris Puput, dengan aktor Alfi, Budi, Dimas, Bayu, Kholik, Tanis, Lis, Aqil, dan Kiki.

Drama ini bercerita tentang huru-hara di masyarakat pedukuhan panawijen yang gara-gara Ken Angrok membangun sebuah gedung bioskop di tengah-tengah pemukiman pedukuhan Batil.
Dikisahkan, Anusapati merupakan anak tiri Ken Angrok yang diasingkan di pedukuhan Panawijen bersama ibunya, Ken Dedes, dan Anusapati meneyewa pembunuh bayaran bernama Suro Bandit. Anusapati sangat dendam kepada ayah tirinya itu. Ia dendam karena sewaktu dirinya dalam kandungan Ken Dedes, ayahnya, Tunggal Ametung, dibunuh Ken Angrok dengan senjata bedil buatan Mpu Gandring. Senjata itulah yang akhirnya menghabisi nyawa Ken Angrok sendiri, saat Ken Angrok sedang bersantai dan berjoget dengan para penari. Lalu, Suro Bandit dengan sigap langsung menembakkan bedil buata Mpu Gandring tersebut.








Kritik dan saran untuk pementasan drama ini yaitu:
1.  Sosok Ken Dedes tidak kelihatan seperti ibu dari Anusapati melainkan lebih pantas menjadi istri dari Anusapati, seharusnya tata rias bisa lebih menunjukkan peran tokoh tersebut.
2.  Dan pemeran Ken Angrok juga kelihatan lebih muda dari Anusapati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar