PAMERAN
MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS
PANCASAKTI TEGAL
Mahasiswa
dan mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Pancasakti Tegal, pada hari Senin, 10 Desember 2018 melakukan pameran media
pembelajaran yang bertempatkan di Auditorium UPS Tegal.
Pameran media
pembelajaran diadakan sebagai modal
bekal mengajar mahasiswa. Media sebagai alat memperlancar dalam mencapai tujuan
pembelajaran dan memperlancar siswa kreatif dalam belajar. Oleh karenanya,
kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan pendidik pada umumnya.
Kemampuan merancang media merupakan kemampuan dasar bagi calon guru.
Melalui pameran ini mahasiswa dilatih untuk merancang media pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran.
Media pengajaran digunakan
dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan
belajar-mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip
penggunaanya antara lain:
1.
Penggunaan
media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari suatu sistem
pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan
yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu.
2.
Media
pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam
usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar-mengajar.
3.
Guru hendaknya
benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan.
4.
Guru
seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.
5.
Penggunaan
media pengajaran harus diorganisir secara sistematis bukan sembarang mengunakannya.
6.
Jika
sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media, maka guru
dapat memanfaatkan multi media yang menguntungkan dan memperlancar proses
belajar-mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar.
Beberapa syarat umum yang
harus dipenuhi dalam pemanfaatan media pengajaran dalam PBM, yakni:
1.
Media
pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
2.
Media
pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar.
3.
Media
pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar.
4.
Media
pengajaran juga harus sesuai denga kondisi individu siswa.
5.
Media
pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses pembelajaran
siswa.
Penggunaan media pengajaran
seharusnya mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
1.
Guru
harus berusaha dapat memperagakan atau merupakan model dari suatu pesan (isi
pelajaran) disampaikan.
2.
Jika
objek yang akan diperagakan tidak mungkin dibawa ke dalam kelas, maka kelaslah
yang diajak ke lokasi objek tersebut.
3.
Jika kelas
tidak memungkinkan dibawa ke lokasi objek tersebut, usahakan model atau
tiruannya.
4.
Bilamana
model atau maket juga tidak didapatkan, usahakan gambar atau foto-foto dari
objek yang berkenaan dengan materi (pesan) pelajaran tersebut.
5.
Jika
gambar atau foto juga tidak didapatkan, maka guru berusaha membuat sendiri
media sederhana yang dapat menarik perhatian belajar siswa.
6.
Bilamana
media sederhana tidak dapat dibuat oleh guru, gunakan papan tulis untuk
mengilustrasikan objek atau pesan tersebut melalui gambar sederhana dengan
garis lingkaran.
1.
FUNGSI
MEDIA PEMBELAJARAN
Istilah media mula-mula
dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids
(alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials
(materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia
pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media
pembelajaran). Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf
“e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa
alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline
dan Web sebagai bahan ajar online.
Levie & Lents (1982)
mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
1.
Fungsi atensi,
2.
Fungsi afektif,
3.
Fungsi kognitif,
4.
Fungsi kompensatoris.
1.
Fungsi Atensi
Fungsi atensi media
visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal
pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu
merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka
tidak memperhatikan. Media gambar khususnya gambar yang diproyeksikan melalui
overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada
pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk
memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.
1.
Fungsi Afektif
Media visual dapat
terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang
bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya
informasi yang menyangkut masalah social atau ras.
1.
Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media
visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang
visual atau gambar memperlancar pencapaiaan tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
1.
Fungsi Kompensatoris
Fungsi kompensatoris
media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang
memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca
untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan
kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah
dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau
disajikan secara verbal.
Media pembelajaran,
menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila
media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang
besar jumlahnya, yaitu :
1.
Memotivasi minat atau
tindakan,
2.
Menyajikan informasi,
3.
Memberi instruksi.
Untuk memenuhi fungsi
motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau
hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para
siswa atau pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani
secara sukarela, atau memberikan subangan material). Pencapaian tujuan ini akan
memperngaruhi sikap, nilai, dan emosi.
Untuk tujuan informasi,
media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan
sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi
sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang.
Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika
mendengar atau menonton bahan informasi, para siswa bersifat pasif. Partisipasi
yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan
mereka secara mental, atau terbatas pada perasaan tidak/kurang senang, netral,
atau senang.
Media berfungsi untuk
tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus
melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas
yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara
lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat
menyiapkan instruksi yang efektif. Di samping menyenangkan, media pembelajaran
harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan
perorang siswa.
1.
MANFAAT
MEDIA PEMBELAJARAN
Secara umum media
pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
1.
Memperjelas penyajian
pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis
atau lisan belaka).
2.
Mengatasi keterbatasan
ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
a. Objek
yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film,
atau model;
b. Objek
yang kecil-dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;
c. Gerak
yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau
high-speed photography;
d. Kejadian
atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman
film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;
e. Objek
yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model,
diagram, dan lain-lain, dan
f. Konsep
yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat di
visualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
1.
Penggunaan media
pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik.
Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
a. Menimbulkan
kegairahan belajar;
b. Memungkinkan
interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan
kenyataan;
c. Memungkinkan
anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
1.
Dengan sifat yang unik
pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda,,
sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa,
maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi
sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakan lingkungan guru
dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan,
yaitu dengan kemampuannya dalam:
a. Memberikan
perangsang yang sama;
b. Mempersamakan
pengalaman;
c. Menimbulkan
persepsi yang sama.
Dale (1969:180)
mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat memberikan banyak manfaat
asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan guru-siswa
tetap merupakan elemen paling penting dalam system pendidikan modern saat ini.
Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media
apa saja agar manfaat berikut ini dapat terealisasi:
1.
Meningkatkan rasa saling
pengertian dan simpati dalam kelas;
2.
Membuahkan perubahan
signifikan tingkah lalu siswa;
3.
Menunjukkan hubungan
antar mata pelajaran dan kebutuhan dan minta siswa dengan meningkatnya motivasi
belajar siswa;
4.
Membawa kesegaran dan
variasi bagi pengalaman belajar siswa;
5.
Membuat hasil belajar
lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa;
6.
Mendorong pemanfaatan
yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan
partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar;
7.
Memberikan umpan balik
yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah
mereka pelajar;
8.
Melengkapi pengalaman
yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang berkala dapat kembangkan;
9.
Memperluas wawasan dan
pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat
generalisasi yang tepat;
10.
Meyakinkan diri bahwa
urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur
konsep dan system gagasan yang bermakna.
Sudjana dan Rivai
(1992;2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa,
yaitu:
1.
Pembelajaran akan lebih
menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
2.
Bahan pembelajaran akan
lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan
memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;
3.
Metode mengajar akan
lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan
kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan
tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;
4.
Siswa dapat lebih banyak
melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi
juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,
memerankan, dan lain-lain.
Encyclopedei of
Educational Research dalam Hamalik (1994:15) merincikan manfaat media
pendidikan sebagai berikut:
1.
Meletakkan dasar-dasar
yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
2.
Memperbesar perhatian
siswa.
3.
Meletakkan dasar-dasar
yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran
lebih mantap.
4.
Memberikan pengalaman
nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.
5.
Menumbuhkan pemikiran
yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
6.
Membantu tubuhnya
pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
7.
Memberikan pengalaman
yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan
keragaman yang lebih baik
Berikut beberapa foto dari acara pameran mahasiswa UPS Tegal