Rabu, 26 Desember 2018

PENGERTIAN DARBUKA




Sejarah singkat DARBUKA





Darbuka atau gendang berbentuk piala/jam pasir adalah alat yg sudah sangat tua, ribuan tahun umurnya. Muncul pertama kali dalam sejarah dijaman kuno 6000 tahun sebelum masehi,, Berasal dari mesopotamia, kerajaan sumeria dan babilonia.. lokasi ini adalah daerah subur di timur tengah yg posisinya berada diantara dua sungai , sungai tygris dan sungai euphrat, di sebuah tempat yg dalam kebudayaan dunia kuno di kenal sebagai pusat peradaban. Tentunya darbuka pada jaman itu bukanlah darbuka aluminium dgn head plastik modern yg kita kenal seperti sekarang. jaman itu darbuka terbuat dari tembikar dan kulit natural.

MESOPOTAMIA dalam bhs inggris di juluki "the fertile crescent" daerah berbentuk bulan sabit yg subur.

Pada gambar dibawah yg di highlight biru pada umumnya mengenal darbuka sebagai alat tradisi mereka masing masing dengan berbagai variasi bentuknya. keliatan jelas disini bahwa ada beberapa negara yg sangat dominan dengan alat darbuka dijaman sekarang yakni negara Syiria dan dipinggirannya highlight biru itu terlihat ada turki bagian selatan yakni Antalya (kota ini terkenal di turki sebagai kota pembuat clay darbuka terbaik) dan diperbatasan lainnya ada negara mesir kota alexandria.MESOPOTAMIA dalam bhs inggris di juluki "the fertile crescent" daerah berbentuk bulan sabit yg subur.. Pada gambar dibawah yg di highlight biru pada umumnya mengenal darbuka sebagai alat tradisi mereka masing masing dengan berbagai variasi bentuknya.. keliatan jelas disini bahwa ada beberapa negara yg sangat dominan dengan alat darbuka dijaman sekarang yakni negara Syiria dan dipinggirannya highlight biru itu terlihat ada turki bagian selatan yakni Antalya (kota ini terkenal di turki sebagai kota pembuat clay darbuka terbaik) dan diperbatasan lainnya ada negara mesir kota alexandria.

        DARBUKA adalah alat musik dari timur tengah yang cara mainnya dengan cara di pukul. biasanya di pakai untuk acara keagamaan dan lain sebagainya,dalam acara perkusi dll.darbuka sendiri memiliki banyak nama yaitu :

1. ada yang menyebutnya DARBUKA
2. ada yang menyebutnya CALTY
3. ada yang menyebutkannya TABLA.
 Tapi kami di indonesia kebanyakan disebut dengan DARBUKA.kata darbuka di ambil dari tempat asal nya darbuka yaitu di TURKI,
     Di Indonesia sendiri darbuka merupakan alat musik perkusi yang tergolong sulit dimainkan daripada gitar dll.dan di Indonesia ada komunitas darbuka dibawah naungan SERIKAT DARBUKA INDONESIA.
dengan presidennya yaitu MASTER LUTHFI GHOSTFINGER & MASTER DAOOD.
di bawah serikat darbuka indonesia atau yang biasa disebut dengan SDI ini mempunyai banyak sekali klub-klub di daerah-daerah di Indonesia bahkan hampir di setiap kota di indonesia.klub-klub lokal inilah yang menjadikan darbuka lebih mempunyai nyawa di Indonesia,karena setiap komunitas ini kumpul banyak sekali orang yang menontonnya dan bahkan mereka ingin bergabung dengan klub tersebut
fungsi menurut Fingers of Fury, musisi bermain darbuka sambil duduk.bagi orang-orang yang tepat tangan dominan.beristirahat darbuka di kaki kiri dengan kepala menghadap ke gendang sisi kanan tubuh.
cara bermain Darbuka sendiri sebenarnya sangat mudah tinggal kita bagaimana niatnya.
caranya adalah dengan menggunakan tangan/jari telunjuk dan jari manis pada tangan kanan dan tangan kiri.
dengan cara dipukul dengan menggunakan jari tersebut dengan ryhtm yang indah.
dengan kombinasi freestyle atau variasi/teknik tertentu.
teknik-teknik bermain darbuka ada
1. SINGLE yaitu menggunakan satu jari saja yaitu jari kanan dan kiri di pukulkan secara bergantian
2. DOUBLE yaitu menggunakan kedua jari di pukulkan secara bergantian kiri dan kanan
3. TRIPLE yaitu menggunakan 2 jari tangan kiri dan 1 jari tangan kanan di pukulkan secara berurutan
4. QUADROPLE : yaitu bermain dengan menggunakan 4 jari 2 jari tngan kanan 2 jari tangan kiri,caranyua dengan bergantian memukul di mulai dari 2 jari tangan kiri dan dua jari tangan kanan
5. BUTTERFLY yaitu bermain dengan semua jari berada di depan mika/head darbuka,biasanya bermainnya menggunakan kuku jari jempol.


Berikut adalah contoh memainkan darbuka

Jumat, 21 Desember 2018

Seminar Nasional "Sinergi Bahasa Daerah dan Bahasa Indonesia Untuk Membentuk Generasi Emas Indonesia"

Seminar Nasional "Sinergi Bahasa Daerah dan Bahasa Indonesia untuk membentuk Generasi Emas Indonesia"



Bahasa daerah adalah identitas Bangsa Indonesia. Dari macam-macam bahasa daerah kita harus menjunjung bahasa persatuan yaitu "Bahasa Indonesia"

Beberapa gejala yang terjadi di era milenial:
1. Kesejagatan
2. Pudarnya batas wilayah
3. Tergerusnya identitas kebangsaan
4. Rendahnya karakter masyarakat. 

Fenomena dalam sastra :
1. Tahun 80an
    - Bahasa itu hidup dan sastra adalah        andil/menyeluruh
2. Tergugahnya para sastrawan
3. Munculnya warna lokal, antara lain:
     - Unsur setting
     - Gaya bahasa
     - Tokoh
4. Munculnya puisi esai, antara lain:
    - Narasi
    - Munculnya peristiwa pilu kolektif di daerah
5. Sastra lokal, antara lain:
    - Nilai tradisi
    - Kolektivitas
    - Sarana medsos
    - Gampang hilang
    - Muncul dalam peristiwa besar

Pemanfaatan :
1. Perlu dokumentasi
2. Arah dan strategi
3. Pembelajaran disekolah

Fungsi bahasa Indonesia :
1. Sebagai lambang kebangsaan nasional
2. Sebagai lambang identitas bahasa nasional
3. Alat pemersatu
4. Alat penghubung antar budaya san antar daerah
5. Pembentukan kepribadian suku bangsa
6. Pengaruh jadi diri.


Kondisi era digital
1.  Indonesia merupakan negara pengguna internet  tebesar di indonesia
2.   Assosiasi penyelenggara jasa internet indonesia (AP JII) bersama pusat kajian komunikasi (PUKAKOM) UI menjelaskan total pengguna internet di indonesia per awal 2015 adalah 88,1 juta orang.


Inovasi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk membentuk generasi emas. 

Guru dan dosen harus pahami generasi milenial
10 ciri generasi milenial :
1. Gampang bosan pada barang yang dibeli
2. 'No Gadget No Life'
3. Hobi melakukan prmbayaran non-cash
4. Suka dengan yang serba cepat dan instan
5. Memilih pengalaman daripada aset
6. Berbeda perilaku dalam grup satu dan yang lain
7. Jago multitasking
8. Kritis terhadap fenomena sosial
9. Diki-dikit posting
10. Tapi, bagi milenial 'sharing is cool'

Berdasarka hasil rieset wearesocial sg pada tahun 2017 tercatat 137 juta pengguna internet berarti naik sekitar 51%,generasi muda yang mengakses internet sekitar 70 juta orang dan rata-rata menghabiskan waktu sekitar 5 jam untuk berselancar dengan internet.

Guru dan Dosen harus berinovasi
A. Positioning
B. Differentiation
C. Branding

Yang harus dilakukan di era digital :
A. Ubah mindset
B. Visioner, kuasai teknologi, & fokus
C. Aktif, kreatif, & produktif. 

Era digital untuk generasi milenial
<Peluang Tantangan>

Landasan Teoretis
1. Bahasa dan pikiran
2. Struktur bahasa
3. Gaya berpikir
4. Retorika tekstual

Leech menggunakan istilah-istilah :
1. Prinsip prosesibilitas
2. Prinsip kejelasan
3. Prinsip ekonomi
4. Prinsip ekspresivitas. 


Gaya berfikir AA ditemukan paling dominan dalam penelitiaan dan disusul dengan gaya berfikir SK sebagai doninasi ke dua. Mahasiswa yang  berfikir AA memiliki karakteristik dalam mengatur informasi melalui refleksi berkembang pesat dalam lingkungan tak tersetruktur,serta berorientasi kepada manusia. Dunia nyata bagi AA adalah dunia perasaan dan emosi. Pikiran AA menyerap berbagi gagasan,informasi dan kesan lalu mengaturnya kembali melalui refleksi.
                Mahasiswa yang mempunyai gaya berfikir SK memiliki karakteristik mendasarkan dirinya pada realitas. Mereka memproses informasi dengan cara teratur,urut dan linear. Mahasiswa yang memiliki gaya fikir seperti ini realisasi adalah apa yang dapat di serap melalui indra fisik yaitu penglihatan,persentuhan,pengucapan,pengecapan dan pembauan.
                Prinsip retorika tekstual pada umumnya belum diterapkan secara optimal dalm pengungkapan pikiran dan perasaan melalui karangan. Prinsip retorika tekstual yang paling tinggi penerapannya dalam pengungkapan pikiran dan perasaan melalui karangan adalah prinsip kejelasan, sedangkan penerapan yang paling rendah adalah prinsip ekspresivitas.
                Prinsip retorika tekstual untuk pengungkapan pikiran dan perasaan melalui karangan adalah gaya berpikir AK. Gaya berpikir ini secara kualitatif menduduki peringkat pertama dalam presentase penerapan semua prinsip retorika tekstual, jika dibandingkan dengan gaya berfikir yang lain. Gaya bahasa yang kurang baik dalam penerapan prinsip-prinsip retorika tekstual untuk pengungkapan pikiran dan perasaan melalui karangan adalah gaya berpikir SK dan SA-AA.
                Gaya berfikir yang tergolong baik dalam penerapan prinsip kejelasan adalah gaya berfikir AK,AA dan SK-AA. Secara kualitatif,semua jenis gaya berfikir tidak ekspresife dalam pengungkapan pikiran dan perasaan melalui karangan.

Berikut adalah beberapa foto saat pelaksanaan seminar nasional








Minggu, 16 Desember 2018

Wah!! Kerennya pementasan drama "KEBO NYUSU GUDEL" dari UPS Tegal



PEMENTASAN DRAMA
“KEBO NYUSU GUDEL”




Tegal, 12 Desember 2018. Bertempatkan di Auditorium UPS Tegal, para mahasiswa kelas 5B Progdi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, melangsungkan sebuah pementasan drama dengan judul “KEBO NYUSU GUDEL” karya Dheni Jatmiko, Pimpro Zulfa, Aspim Kiky, Sutradara Yomah, Astrada Amir. Dan dengan actor Gading, Dyah, Dimas, Ayu.
Drama ini menceritakan tentang orang tua pensiunan tentara juga pecinta seni yang masih terbayang bayang akan masa lalunya, karena ingatannya yang mulai pikun ia kerap kali mengganggu penghuni rumah yang sudah tidur yaitu anak, menantu, dan juga cucunya untuk terlarut dalam ingatannya yang mulai kemana-mana. Sampai sampai membuat cucu dan menantunya berperan sebagai tentara dan apresiator seni, sehingga membuat anaknya muak kerena tingkah kakek yang selalu begitu setiap malamnya.







Kritik dan saran penulis mengenai drama ini:
1.  Dalam segi tata rias sudah bagus, namun suara kakek yang lemah membuat para penonton kurang memahami apa yang disampaikan oleh sang kakek.
2.  Penonton bingung atas tingkah laku anak dari kakek tersebut, ia terlalu marah pada kakeh sehingga ia seperti orang yang durhaka, namun ia juga masih bersikap baik kepada anak dan istrinya.  

Ada "GEGER PANAWIJEN" di Tegal



PEMENTASAN DRAMA “GEGER PANAWIJEN”






Tegal, 11 Desember 2018.
Untuk pementasan hari kedua acara pementasan drama dari semester 5 yaitu penampilan drama berjudul “GEGER PANAWIJEN” dengan lakon dari kelas 5C Mahasiswa mahasiwi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UPS Tegal. Penulis dari drama ini yaitu Lanang Setiawan, dan Pembina Lukman Alfaris. Dan juga disutradarai oleh Atma, Astradara Kurniasih, Pimpro Afan, Sekertaris Puput, dengan aktor Alfi, Budi, Dimas, Bayu, Kholik, Tanis, Lis, Aqil, dan Kiki.

Drama ini bercerita tentang huru-hara di masyarakat pedukuhan panawijen yang gara-gara Ken Angrok membangun sebuah gedung bioskop di tengah-tengah pemukiman pedukuhan Batil.
Dikisahkan, Anusapati merupakan anak tiri Ken Angrok yang diasingkan di pedukuhan Panawijen bersama ibunya, Ken Dedes, dan Anusapati meneyewa pembunuh bayaran bernama Suro Bandit. Anusapati sangat dendam kepada ayah tirinya itu. Ia dendam karena sewaktu dirinya dalam kandungan Ken Dedes, ayahnya, Tunggal Ametung, dibunuh Ken Angrok dengan senjata bedil buatan Mpu Gandring. Senjata itulah yang akhirnya menghabisi nyawa Ken Angrok sendiri, saat Ken Angrok sedang bersantai dan berjoget dengan para penari. Lalu, Suro Bandit dengan sigap langsung menembakkan bedil buata Mpu Gandring tersebut.








Kritik dan saran untuk pementasan drama ini yaitu:
1.  Sosok Ken Dedes tidak kelihatan seperti ibu dari Anusapati melainkan lebih pantas menjadi istri dari Anusapati, seharusnya tata rias bisa lebih menunjukkan peran tokoh tersebut.
2.  Dan pemeran Ken Angrok juga kelihatan lebih muda dari Anusapati.

SERAM!! Penampilan Teater "RAWA RONTEK" dari UPS Tegal



PEMENTASAN DRAMA “RAWA RONTEK”




Tegal, 10 Desember 2018. Telah dilaksanakan sebuah pementasan drama mahasiswa dan mahasisiwi  kelas 5A jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pancasakti Tegal, dengan drama berjudul RAWA RONTEK, yang disutradarai oleh Zidni Ilma N, produser Evana Sanyya, dan Naskah dari Adetya Nurlita.
Rawa Rontek ini bercerita tentang seorang perempuan yang ingin memiliki kecantikan abadi, lalu perempuan tersebut berencana untuk melakukan ritual untuk mewujudkan keinginannya tersebut. Setelah mengikuti beberapa syarat dari orang pintar (dukun), wanita itu lantas menjadi cantik jelita. Namun, karena kecantikannya ia menjadi sangat sombong dan banyak warga yang tidak suka dengan wanita tersebut. Wanita itu tidak segan untuk membunuh siapa saja yang berani melawan dirinya. Akhirnya, banyak warga yang marah atas kelakuan si wanita tersebut. Lalu, para warga meminta bantuan sesorang yang mengetahui ilmu rawa rontek, warga berencana untuk membunuh wanita itu. Pemilik ilmu rawa rontek hanya bisa mati jika ia tak menyentuh tanah, karena jika menyentuh tanah ia akan bisa hidup kembali, karena kekuatan rawa rontek berasal dari tanah. Maka warga sepakat agar si wanita tersebut mati digantung saja. Setelah diskusi tersebut, warga mulai menjebak si wanita lalu saat si wanita pingsan, warga segera mengikat tangan dan kaki si wanita agar tak menyentuh tanah. lalu warga mulai menusuk bayangan wanita tersebut dan akhirnya sang wanita pemilik ilmu rawa rontek itu pun mati.



Kritikan dari penulis untuk penampilan drama ini yaitu:
1.     Suara dari pemeran laki laki yang mengetahui ilmu rawa rontek itu kurang jelas, jadi penonton kurang bisa menangkap maksud dari apa yang disampaikan si tokoh.
2.  Proses pembunuhan Rawa Rontek yang kurang masuk akal itu membuat para penonton terheran-heran dan tidak mengetahui mengapa yang dibunuh itu baying-bayang dari wanita si pemilik ilmu rawa rontek itu.
3.   Penonton merasa sedikit kecewa dengan drama ini, karena tidak sesuai ekspetasi. Disaat awal pemetasan, penonton sudah disuguhkan dengan hal hal mistis yang bikin merinding, namun saat berjalannya cerita justru tidak ada unsur mistis yang membuat penonton klimaks.

Kreatifnya Mahasiswa UPS Tegal membuat pameran media pembelajaran!!




PAMERAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL



Mahasiswa dan mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pancasakti Tegal, pada hari Senin, 10 Desember 2018 melakukan pameran media pembelajaran yang bertempatkan di Auditorium UPS Tegal.
Pameran media pembelajaran diadakan sebagai modal bekal mengajar mahasiswa. Media sebagai alat memperlancar dalam mencapai tujuan pembelajaran dan memperlancar siswa kreatif dalam belajar. Oleh karenanya, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan pendidik pada umumnya.
Kemampuan merancang media merupakan kemampuan dasar bagi calon guru. Melalui pameran ini mahasiswa dilatih untuk merancang media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran.


Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaanya antara lain:
1.     Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu.
2.     Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar-mengajar.
3.     Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan.
4.     Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.
5.     Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis bukan sembarang mengunakannya.
6.     Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media, maka guru dapat memanfaatkan multi media yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar-mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar.

Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media pengajaran dalam PBM, yakni:
1.     Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2.     Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar.
3.     Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar.
4.     Media pengajaran juga harus sesuai denga kondisi individu siswa.
5.     Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses pembelajaran siswa.
Penggunaan media pengajaran seharusnya mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
1.     Guru harus berusaha dapat memperagakan atau merupakan model dari suatu pesan (isi pelajaran) disampaikan.
2.     Jika objek yang akan diperagakan tidak mungkin dibawa ke dalam kelas, maka kelaslah yang diajak ke lokasi objek tersebut.
3.     Jika kelas tidak memungkinkan dibawa ke lokasi objek tersebut, usahakan model atau tiruannya.
4.     Bilamana model atau maket juga tidak didapatkan, usahakan gambar atau foto-foto dari objek yang berkenaan dengan materi (pesan) pelajaran tersebut.
5.     Jika gambar atau foto juga tidak didapatkan, maka guru berusaha membuat sendiri media sederhana yang dapat menarik perhatian belajar siswa.
6.     Bilamana media sederhana tidak dapat dibuat oleh guru, gunakan papan tulis untuk mengilustrasikan objek atau pesan tersebut melalui gambar sederhana dengan garis lingkaran.


1.     FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online.
Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
1.     Fungsi atensi,
2.     Fungsi afektif,
3.     Fungsi kognitif,
4.     Fungsi kompensatoris.
1.     Fungsi Atensi
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar khususnya gambar yang diproyeksikan melalui overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.

1.     Fungsi Afektif
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau ras.
1.     Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiaan tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
1.     Fungsi Kompensatoris
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu :
1.     Memotivasi minat atau tindakan,
2.     Menyajikan informasi,
3.     Memberi instruksi.

Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan subangan material). Pencapaian tujuan ini akan memperngaruhi sikap, nilai, dan emosi.
Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada perasaan tidak/kurang senang, netral, atau senang.
Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Di samping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorang siswa.


1.     MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
1.     Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2.     Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
a.       Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model;
b.      Objek yang kecil-dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;
c.       Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;
d.      Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;
e.       Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan
f.       Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat di visualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
1.     Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
a.       Menimbulkan kegairahan belajar;
b.      Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan;
c.       Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
1.     Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda,, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih  sulit bila latar belakan lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:
a.       Memberikan perangsang yang sama;
b.      Mempersamakan pengalaman;
c.       Menimbulkan persepsi yang sama.
Dale (1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam system pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut ini dapat terealisasi:
1.     Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas;
2.     Membuahkan perubahan signifikan tingkah lalu siswa;
3.     Menunjukkan hubungan antar mata pelajaran dan kebutuhan dan minta siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa;
4.     Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa;
5.     Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa;
6.     Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar;
7.     Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajar;
8.     Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang berkala dapat kembangkan;
9.     Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat;
10. Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan system gagasan yang bermakna.

Sudjana dan Rivai (1992;2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
1.     Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
2.     Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;
3.     Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;
4.     Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Encyclopedei of Educational Research dalam Hamalik (1994:15) merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut:
1.     Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
2.     Memperbesar perhatian siswa.
3.     Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4.     Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.
5.     Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
6.     Membantu tubuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
7.     Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih baik

Berikut beberapa foto dari acara pameran mahasiswa UPS Tegal